Minggu, 12 Juni 2011

Puisi untuk Bunda

Surya telah beranjak dari langit itu...
Diri ini masih terbaring setengah sadar...
Suara bunda terdengar keras...
Membukakan sepasang mata...

Uang,,uang,,uang,,..
Terdengar sebuah kata yang tak asing..
Diri ini seakan bukan diri sendiri..
Menjadi wartawan dengan ribuan pertanyaan..

Apa...Mengapa...
Berputar-putar tanpa henti...
Mengalahkan dahsyatnya putaran bumi..
Rasa ingin tahu yang menggebu...
Tapi mengapa diri terpaku membeku...

Suara-suara itu berlomba...
Siapa yang lebih keras...
Lebih keras dari teriakan yang tak terdengar...
Suara-suara itu bukanlah harmony...

Amarah,...
Suara itu adalah amarah yang meledak-ledak...
Ledakan itu tidak menghancurkan apapun...
Amarah semakin tak terkendali...
Mantra sabar yang menyegelnya pun sudah hilang...
Amarah menjadi monster pembunuh kejam..
Monster yang tak terlihat mata...


Apa pesan suara itu sebenarnya..??
Mengapa suara itu menjadi amarah..??
Siapakah suara-suara itu..??
Apakah aku tak salah..??
Itu Bunda...
Itu Saudara ku...

 Bunda aku tak tahu apa pun..??
Apa yang harus di lakukan oleh anak mu ini..??

Terlihat jelas paras wajah itu...
Terakhir kali aku melihatnya...
Ketika bumi menjadi tempat untuk beristirahat...

Air Mata Bunda...
Mengalir dan mengalir...
Tak ada kata yang dapat menjelaskannya..
Membuat hati teriris oleh serpihan kaca...
Menjadi puing-puing hati...

Ku mohon Bunda tersenyumlah kembali...
Aku akan tenang jika telah melihat senyum mu...
Merasa hangat melihat senyum mu...
Senyum mu adalah senyum ku...

Creativ By : 'Anak yang ingin melihat senyum Bunda'.